Jumat, 20 Juli 2012


Waktu Melakukan Inseminasi Buatan (IB)
Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada saat itu liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka. Kemungkinan terjadinya konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari birahi telah dihitung oleh para ahli,
perkiraannya adalah :
·         permulaan birahi : 44%
·          pertengahan birahi : 82%
·          akhir birahi : 75%
·         6 jam sesudah birahi : 62,5%
·         12 jam sesudah birahi : 32,5%
·         18 jam sesudah birahi : 28%
·         24 jam sesudah birahi : 12% Faktor - Faktor Penyebab Rendahnya Kebuntingan
Faktor - faktor yang menyebabkan rendahnya prosentase kebuntingan
·         Fertilitas dan kualitas mani beku yang jelek / rendah;
·         Inseminator kurang / tidak terampil;
·          Petani / peternak tidak / kurang terampil mendeteksi birahi;
·         Pelaporan yang terlambat dan / atau pelayanan Inseminator yang lambankotol.
·         Kemungkinan adanya gangguan reproduksi / kesehatan sapi betina. Jelaslah disini bahwa faktor yang paling penting adalah mendeteksi birahi, karena tanda-tanda birahi sering terjadi pada malam hari. Oleh karena itu petani diharapkan dapat memonitor kejadian birahi dengan baik dengan cara:
·          Mencatat siklus birahi semua sapi betinanya (dara dan dewasa);



Cara apikasi hormon untuk penyerentakkan birahi adalah sebagai berikut :
·         Laksanakan penyuntikan hormon pertama, pastikan bahwa :Sapi betina resipien harus dalam keadaan sehat dan tidak kurus (kaheksia);
·          Sapi tidak dalam keadaan bunting, bila sapi sedang bunting dan penyerentakkan birahi dilakukan maka keguguran akan terjadi.
·          Laksanakan penyuntikan hormon kedua dengan selang 11 hari setelah penyuntikan pertama;
Birahi akan terjadi 2 sampai 4 hari setelah penyuntikan kedua.
Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut:
·         Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu
·         dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya
·          dibawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37oC. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dala
·         air dengan suhu badan 37 oC, selama 7-18 detik.
·          Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
·          Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih
·         Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw
·          Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat
·         Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rectum
·          Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu
·          Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah yang disebut dengan 'posisi ke empat'.
·         Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.

















KESIMPULAN
Inseminasi buatan adalah peletakan sperma ke follicle ovarian (intrafollicular), uterus (intrauterine), cervix (intracervical), atau tube fallopian (intratubal) wanita dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami.
Teknik modern untuk inseminasi buatan pertama kali dikembangkan untuk industri ternak untuk membuat banyak sapi dihamili oleh seekor sapi jantan untuk meningkatkan produksi susu.
Sebelum majunya teknologi dan berkembangnya inovasi, seorang peternak sapi harus mendatangkan sapi jantan untuk membuat sapi-sapi betinanya bunting. Bahkan untuk memperoleh anakan sapi yang unggul, peternak sapi harus mendatangkan sapi jantan yang memiliki kualitas unggul.Hal ini dikarenakan sapi betina baru bisa bunting manakala sel telur milik sapi betina bertemu dengan spermatozoa (sel sperma) milik sapi jantang di dalamestrus sapi betina. Namun terkadang tidak diperoleh hasil yang memuaskan.Dibeberapa kondisi upaya tersebut tidak membuahkan hasil karena ternyatasalah satu dari sapi dalam kondisi steri, sehingga tidak terjadi ovulasi.Selain itu, kondisi sapi betina dan sapi jantan harus dalam masa birahi.Yakni masa di mana kedua sapi siap untuk kawin. Bilamana hanya satu sapiyang dalam kondisi birahi, maka kegiatan fertilisasi pun tidak dapatdilaksanakan.Pada era modern ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat seekor sapi betina menjadi bunting tanpa perlu mendatangkan pejantan. Salahsatunya adalah dengan Inseminasi Buatan. Inseminasi Buatan (IB) atau kawinsuntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atausemen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasaldari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakanmetode dan alat khusus yang disebut ' insemination gun
Dengan inseminasi buatan memungkinkan manusia mengawinkan ternak betina yang dimilikinyatanpa perlu seekor pejantan utuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar