Waktu Melakukan Inseminasi Buatan (IB)
Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB)
ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada saat itu liang leher rahim
(servix) pada posisi yang terbuka. Kemungkinan terjadinya konsepsi
(kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari birahi telah
dihitung oleh para ahli,
perkiraannya
adalah :
·
permulaan birahi : 44%
·
pertengahan birahi : 82%
·
akhir birahi : 75%
·
6 jam sesudah birahi : 62,5%
·
12 jam sesudah birahi : 32,5%
·
18 jam sesudah birahi : 28%
·
24 jam sesudah birahi : 12% Faktor -
Faktor Penyebab Rendahnya Kebuntingan
Faktor - faktor yang menyebabkan rendahnya
prosentase kebuntingan
·
Fertilitas dan kualitas mani beku yang
jelek / rendah;
·
Inseminator kurang / tidak terampil;
·
Petani / peternak tidak / kurang terampil
mendeteksi birahi;
·
Pelaporan yang terlambat dan / atau
pelayanan Inseminator yang lambankotol.
·
Kemungkinan adanya gangguan reproduksi /
kesehatan sapi betina. Jelaslah disini bahwa faktor yang paling penting adalah
mendeteksi birahi, karena tanda-tanda birahi sering terjadi pada malam hari.
Oleh karena itu petani diharapkan dapat memonitor kejadian birahi dengan baik
dengan cara:
·
Mencatat siklus birahi semua sapi betinanya
(dara dan dewasa);
Cara apikasi hormon untuk penyerentakkan birahi
adalah sebagai berikut :
·
Laksanakan penyuntikan hormon pertama,
pastikan bahwa :Sapi betina resipien harus dalam keadaan sehat dan tidak kurus
(kaheksia);
·
Sapi tidak dalam keadaan bunting, bila sapi
sedang bunting dan penyerentakkan birahi dilakukan maka keguguran akan terjadi.
·
Laksanakan penyuntikan hormon kedua dengan
selang 11 hari setelah penyuntikan pertama;
Birahi akan terjadi 2 sampai 4 hari setelah
penyuntikan kedua.
Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut:
·
Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi
Buatan (IB) maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu
·
dengan mengeluarkan semen beku dari
nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya
·
dibawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing
yang baik adalah 37oC. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dala
·
air dengan suhu badan 37 oC, selama 7-18
detik.
·
Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air
kemudian dikeringkan dengan tissue.
·
Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung
yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih
·
Setelah itu Plastic sheath dimasukkan
pada gun yang sudah berisi semen beku/straw
·
Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang
jepit, ekor diikat
·
Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai
sarung tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rectum
·
Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB)
dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim
(servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu
·
Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan
uterus yaitu pada daerah yang disebut dengan 'posisi ke empat'.
·
Setelah semua prosedur tersebut
dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan
perlahan-lahan.
KESIMPULAN
Inseminasi buatan
adalah peletakan sperma ke follicle ovarian (intrafollicular), uterus
(intrauterine), cervix (intracervical), atau tube fallopian (intratubal) wanita
dengan menggunakan cara buatan dan bukan dengan kopulasi alami.
Teknik modern untuk
inseminasi buatan pertama kali dikembangkan untuk industri ternak untuk membuat
banyak sapi dihamili oleh seekor sapi jantan untuk meningkatkan produksi susu.
Sebelum majunya
teknologi dan berkembangnya inovasi, seorang peternak sapi harus mendatangkan
sapi jantan untuk membuat sapi-sapi betinanya bunting. Bahkan untuk memperoleh
anakan sapi yang unggul, peternak sapi harus mendatangkan sapi jantan yang
memiliki kualitas unggul.Hal ini dikarenakan sapi betina baru bisa bunting
manakala sel telur milik sapi betina bertemu dengan spermatozoa (sel sperma)
milik sapi jantang di dalamestrus sapi betina. Namun terkadang tidak diperoleh
hasil yang memuaskan.Dibeberapa kondisi upaya tersebut tidak membuahkan hasil
karena ternyatasalah satu dari sapi dalam kondisi steri, sehingga tidak terjadi
ovulasi.Selain itu, kondisi sapi betina dan sapi jantan harus dalam masa
birahi.Yakni masa di mana kedua sapi siap untuk kawin. Bilamana hanya satu
sapiyang dalam kondisi birahi, maka kegiatan fertilisasi pun tidak
dapatdilaksanakan.Pada era modern ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk
membuat seekor sapi betina menjadi bunting tanpa perlu mendatangkan pejantan.
Salahsatunya adalah dengan Inseminasi Buatan. Inseminasi Buatan (IB) atau
kawinsuntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma
atausemen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang
berasaldari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan
menggunakanmetode dan alat khusus yang disebut ' insemination gun
Dengan inseminasi buatan memungkinkan manusia
mengawinkan ternak betina yang dimilikinyatanpa perlu seekor pejantan utuh.